Tokoh: Plato, Aristoteles, John Locke, Thomas Hobes, JJ Rousseau
Filsafat ada tiga:
- Filsafat Alam
- Astronomi, Fisika (kosmologi)
- Kimia, Biologi, Geografi (natural sains)
- Filsafat Kejiwaan -> Psikologi
- Filsafat Sosial -> Ilmu-ilmu social
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan diri, keprinadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Lima Hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan:
- Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
- Pendidikan sebagai kegiatan bimbingan
- Pendidikan sebagai kegiatan pengajaran
- Pendidikan sebagai kegiatan pelatihan
- Peran peserta didik
Kurikulum adalah suatu substansi sekolah.
Kurikulum sebagai rencana nasional dalam upaya mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan diatas menganut paham Rekonstrukturisme.
Paham reonsrukturisme menghendaki agar pendidikan diarahkan kepada kemampuan atas partisipasi peserta didik di masa yang akan datang.
Ilmu-Ilmu Sosial
Calhoun (1971)
Ilmu-ilmu social sebagai studi tentang tingkah laku kelompok umat manusia (The Study of The Group Behaviour of Human Beings)
Pendidikan ilmu-ilmu sosial:
Pendidikan mengenai disiplin ilmu-ilmu sosial
- SMU/SMK : Tingkat Dasar, masih bersifat permulaan
- Mahasiswa : Kedalaman materi untuk bidang studi
Dua hal yang diperhatikan dari mahasiswa dalam setiap pengajaran disiplin ilmu:
- Penguasaan aspek subtansif keilmuan
- Penguasaan prosedur hedodolis pencarian kebenaran dalam keilmuan itu
Bentuk-Bentuk Pendidikan Ilmu Sosial
Ilmu-ilmu sosial:
- Disiplin Ilmu Sosial
Misal: Ekonomi, Sejarah, Antropologi, Sosiologi, dll.
- Disiplin Ilmu Sosial
Dibagi menjadi tiga macam pendekatan:
- Pendekatan Terpadu (Mregeted)
- Pendekatan Berhubungan
- Pendekatan Terpisah
- Pendekatan Terpisah
- Pendekatan Gabungan
- Pendekatan Multidisiplin
- Pendekatan Terpadu
Syntetik Social Scienes
Upaya untuk memadukan berbagai disiplin limu social menjadi suatu disiplin baru.
Pelopornya Bruner dkk dari Universitas Harvard.
Landasan Pendidikan Ilmu Sosial
Guru yang baik adalah guru yang mempunyai wawasan dan kesadaran akan manfaat ilmu yang diajarkan.
Manfaat:
ü Pengembangan karier
ü Mencari dan menambah pengetahuan
ü Penumbuhan keterampilan professional baru
ü Perbaikan profesi belajar siswa yang dibimbingnya
Landasan Filosofis Pendidikan
Dasar pandangan seseorang mengenai tujuan yang seharusnya dicapai, materi yang apa yang seharusnya diajarkan, proses belajar apa yang harus dikembangkan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Ada tiga macam aliran dalam falsafah kurikulum:
- Aliran Esensial
Tanner dan Tanner (1980)
Intelektualisme adalah tujuan yang paling mendasar dari setiap upaya pandidikan.
- Aliran Perenialisme
Tanner dan Tanner (1980)
Beranggapan bahwa pendidikan harus diarahkan secara eksklusif pada pengembangan intelektual tersebut, harus didasarkan pada studi yang dinamakan Liberal Arts dan buku besar.
- Aliran Rekonsrukturionis
ü Intelektual bukan tujuan yang dikehendaki
ü Menyelesaikan problema masyarakat untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat jauh lebih penting dari pengembangan intelektualisme keilmuan
Landasan Politis
Untuk Indonesia dihubungkan dengan keputusan formal dalam pendidikan, seperti Pancasila, UUD 45, UU Pendidikan, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri.
UU Pendidikan No. 20 Tahun 2003:
“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Tuntutan Masyarakat
Menurut Tyler, (1946), Taba (1963), Tanner dan Tanner (1984):
Tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan kurikulum.
Pengembangan masyarakat yang pesat selalu membawa dampak bagi kehidupan social, ekonomi, dan budaya. Munculnya nilai dan norma baru yang mungkin dianggap berbeda, bahkan bertentangan dengan apa yang diyakini anggota mayarakat itu sebagai individu ataupun kelompok.
Tujuan Pendidikan Ilmu Sosial
Yaitu mengembangkan kemampuan siswa dalam penguasaan disiplin ilmu social untuk mencapai tujuan ilmu social yang lebih tinggi.
Tujuan pencapaian pendidikan ilmu sosial dikelompokkan dalam 3 kategori:
- Pengembangan kemampuan intelektual siswa
- Pengembangan kemampuan serta rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa
- Pengembangan diri siswa pribadi
- Tujuan Obyektif, yaitu tujuan yang dicapai dalam 1-2 kali pertemuan kelas atau dapat dicapai dalam 1 satuan pengajaran (satpel).
- Development Obyektif, yaitu pencapaiannya melalui penguasaan materi yang cukup lama oleh siswa.
Merupakan tujuan yang paling dasar. Pengetahuan berhubungan dengan kemampuan/daya ingat siswa.
Menurut Triggs (1991)
Seseorang yang belajar IPS harus memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai:
- Ruang lingkup dan pokok kajian
- Struktur keilmuan dari setiap disiplin
- Fakta, konsep, peristiwa yang dianggap penting
- Pokok pikiran keilmuan
- Teori yang dianggap penting dan relevan
- Tokoh yang melahirkan teori
- Isu penting yang ada di masyarakat
Pengembangan afektif adalah tujuan yang berkenaan dengan aspek sikap, nilai, dan moral.
- Sikap
- Nilai
- Moral
Pengembangan Konatif
Adalah kualitas yang menimbulkan bahwa seseorang tidak hanya memiliki pengetahuan dan pemahaman, kemampuan kognitif yang tinggi, sikap nilai & moral, akan tetapi dia juga memiliki keinginan untuk melaksanakan dan membuktikan dalam kehidupan sehari-hari.
Konatif adalah pelaksanaan yang riil dari apa yang sedang menjadi miliknya.
Tujuan konatif:
- Penumbuhan sikap dan kehidupan yang religious
- Melaksanakan tugas social
- Melaksanakan tanggung jawab pribadi
- Bekerja keras
- Jujur
- Kemauan serta kemampuan untuk beradaptasi
- Materi PIS
- Teori dan Generalisasi
Teori ini dibagi menjadi 4:
- Grand teori
- Teori tipe
- Formal and middle range teori
- Substantive teori
- Konsep
Kesamaan, adanya unsur yang sama, konkret atau abstrak.
Keterhubungan, adanya hubungan antar berbagai benda atau sifat, konkret maupun abstak, dan terjadi atas dasar pemikiran abstrak.
- Fakta
Fakta menjadi penopang yang menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi dan teori. Fakta juga diperlukan untuk membentuk konsep, konsep dirangkum dalam hipotesa kemudian dikembangkan menjadi generalisasi.
- Pengorganisasian Materi Kurikulum
- Pengorganisasian Terpisah
Keuntungan:
ü Siswa belajar seutuhnya terpusat hanya pada satu disiplin ilmu saja.
Kelemahan:
ü Menjadikan pendidikan ilmu social sebagai suatu pendidikan yang hanya mementingkan kepentingan disiplim ilmu.
- Pengorganisasian Korelatif
- Pengajaran Pengetahuan dan Pemahaman Dalam PIS
Pengetahuan adalah sesuatu yang dilakukan dengan cara mengingat atau mengambil kembali apa yang sudah ada dalam pikiran seseorang tentang suatu pokok pikiran, materi atau fenomena.
Pengetahuan terdiri atas pengetahuan istilah, fakta, tentang cara berhubungan.
Pengajaran Berfikir Dalam PIS
Kemampuan berfikir digunakan untuk memecahkan masalah melalui pemanfaatan pengetahuan pemahaman, dan keterampilan.
Kegiatan berfikir meliputi proses:
- menentukan hukum sebab-akibat
- pemberian makna terhadap sesuatu yang baru
- mendeteksi keteraturan diantara fenomena yang ada
- penentuan kualifikasi
- menentukan ciri khas fenomena
Kemampuan Proses dalam PIS
Kemampuan proses adalah kemampuan seseorang dalam mendapat informasi, mengolah informasi, menggunakan informasi, serta mengkomunikasikan hasilnya.
Kemampuan proses yang bisa dikembangkan meliputi:
- mengumpulkan informasi
- mengolah informasi
- memanfaatkan
- mengkomunikasikan hasil
- Pengajaran ilmu sosial dengan problem solving (pemecahan masalah)
Langkahnya:
ü Mengidentifikasi masalah
ü Pengembangan alternatif
ü Pengumpulan data untuk menguji alternatif
ü Pengujian alternatif
ü Pengambilan keputusan
- Pengajaran ilmu sosial dengan inkuiri
Langkahnya:
ü Perumusan masalah
ü Pengembangan hipotesis
ü Pengumpulan data
ü Pengolahan data
ü Pengujian hipotesis
ü Penarikan kesimpulan
Pengajaran Nilai dalam PIS
Model pengajarannya:
v Role Playing (Bermain Peran)
Yaitu suatu proses belajar dimana siswa melakukan sesuatu yang dilakukan orang lain. Bermain peran merupakan model pengajaran untuk mengembangkan sikap, nilai, moral pada diri siswa melalui peran yang dimainkannya.
v Drama social (Sosio Drama)
Ruang lingkup sosio drama hanya membatasi diri pada permasalahan yang berkenaan dengan aspek social dalam masyarakat. Sosio drama merupakan model pengajaran untuk mengembangkan sikap, nilai, dan moral melaui peran social yang dimainkannya dalam suatu peristiwa social.
Perencanaan Pengajaran PIS
Dalam pengajaran PIS ada faktor-faktor yang yang terlibat, salah satunya adalah guru. Guru sangat berperan dalam menghasilkan siswa. Selaim itu ada faktor lain yang juga berpengaruh, yaitu faktor nonteknis.
Faktor nonteknis meliputi:
- Kemampuan siswa
- Keyakinan diri guru sebagai pendidik
- Kreatifitas guru
- Kecintaan guru terhadap disiplin ilmu yang diajarkannya
Evaluasi PIS
Tujuan dan fungsi evaluasi:
Untuk menentukan tingkat keberhasilan yang telah dicapai dalam suatu kegiatan pendidikan (fungsi sumatif).
Untuk mengetahui keunggulan serta kelemahan siswa atau kelemahan suatu proses (fungsi formatif).
Alat Evaluasi:
Tes
Laporan tugas siswa
Catatan/observasi guru/catatan siswa
Wawancara
Sumber: http://exiaprasetya.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar